Luwu Timur – Bukan sekadar seremoni, penanaman pohon manggis oleh Bawaslu Luwu Timur di halaman kantor mereka menjadi pesan kuat untuk menjaga kejujuran dalam demokrasi.
Taman Manggis, yang diresmikan oleh Anggota Bawaslu Sulsel, Alamsyah, bersama Ketua Bawaslu Luwu Timur Pawennari dan jajaran lainnya, membawa filosofi mendalam yang jarang diketahui.
“Pohon manggis adalah simbol harmoni antara luar dan dalam. Sama seperti buahnya, jumlah juring di luar selalu sama dengan isinya. Filosofi ini kami jadikan pedoman dalam menjalankan pengawasan pemilu yang jujur dan transparan,” ujar Kepala Sekretariat Bawaslu Luwu Timur, Lenny Thalib.
Bagi Bawaslu, kejujuran adalah akar demokrasi. Penanaman ini mengingatkan semuanya setiap langkah dalam menjaga demokrasi harus dilandasi integritas.
“Dengan simbol ini, kami ingin menunjukkan bahwa demokrasi yang bersih dimulai dari hal kecil seperti filosofi manggis ini,” imbu Pawennari.
Pawennari menambahkan taman Manggis menjadi ruang refleksi di mana publik bisa merenungkan pentingnya integritas dalam berdemokrasi. Di tengah ancaman politik uang dan kecurangan, Bawaslu berkomitmen menjadikan taman ini sebagai pengingat bahwa demokrasi adalah milik semua, dan harus dijaga bersama. (Ari)