Luwu Timur – Proyek pembangunan Pasar Tomoni yang baru-baru ini ramai diperbincangkan di media sosial mendapat sorotan dari mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu Timur (IPMA LUTIM).
Mereka mendesak pemerintah untuk lebih memperhatikan proyek ini yang dinilai mengalami keterlambatan.
Andika Pratama Putra dari IPMA Lutim Komunitas Wotu mengungkapkan target pembangunan pasar yang seharusnya selesai dalam 180 hari kini sulit tercapai.
“Perlu ada penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab keterlambatan ini. Jika pembangunan pasar terhambat, maka perekonomian pasar juga terganggu dibandingkan sebelum pembangunan,” kata Andika, Kamis (12/12/24).
Ia meminta pemerintah untuk memberikan perhatian serius terhadap pembangunan pasar ini, mengingat anggaran yang digunakan sangat besar dan harus diselesaikan tepat waktu.
“Ini juga merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah untuk mencari solusi permasalahan secara cepat, tepat, dan transparan agar pasar ini dapat digunakan oleh para pedagang dengan layak,” tambah Andika.
Sebelumnya, Kanit Tipikor Polres Luwu Timur, Iptu Sudarmin, menyatakan pihaknya sedang melakukan konfirmasi dengan pihak terkait untuk memastikan fakta-fakta seputar proyek pasar Tomoni.
“Kami akan terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan fakta-fakta seputar pekerjaan proyek pasar ini,” jelasnya pada Minggu (22/12/24).
Proyek pembangunan Pasar Tomoni kini menjadi perhatian di media sosial. Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 18,5 Miliar dari APBD Tahun Anggaran 2024, proyek ini bertujuan meningkatkan potensi ekonomi daerah melalui sektor perdagangan. Namun, progres pembangunan yang mengalami deviasi hingga 20% menimbulkan tanda tanya besar.
Pasar Tomoni, yang dibangun di atas lahan bekas pasar tradisional seluas 9.415 meter, direncanakan memiliki bangunan dua lantai dengan luas 5.516 meter.
Pasar ini diharapkan dapat menampung sekitar 500 pedagang, sekaligus menjadi pusat aktivitas niaga yang lebih modern di kawasan Tomoni.