Luwu Timur – Kabupaten Luwu Timur kembali menjadi sorotan pecinta otomotif. Sabtu (31/05/2025), Bupati H. Irwan Bachri Syam secara resmi membuka Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Road Race IMI Sulsel Putaran 2 di Sirkuit Taman Sayang Malili. Tak tanggung-tanggung, event ini menyedot perhatian 330 pembalap dari berbagai daerah, bahkan luar provinsi!
Geliat balap motor ini bukan sekadar adu kecepatan. Lebih dari itu, pemerintah daerah menyulap ajang ini menjadi momentum strategis untuk mengarahkan energi anak muda dari balap liar ke jalur resmi yang aman dan kompetitif.
“Kami tidak ingin bakat mereka habis sia-sia di jalanan. Maka dari itu, kita buka ruang untuk mereka menyalurkan potensinya di lintasan resmi,” ujar Bupati Irwan dalam sambutannya yang disambut riuh tepuk tangan penonton.
Tidak hanya berhenti pada event tahunan, Bupati Irwan juga mengungkapkan rencana ambisius: membangun sirkuit permanen bertaraf nasional di belakang Stadion Malili. Dengan lahan seluas 10 hingga 15 hektare yang sudah disiapkan, pembangunan dijadwalkan mulai tahun depan.
Perwakilan IMI Sulsel, Musbar, menyebut langkah Lutim sebagai salah satu yang paling progresif di Sulsel. Dengan adanya sirkuit permanen, berbagai cabang otomotif seperti motocross dan drag bike bisa lebih rutin digelar.
“Ini bukan cuma soal olahraga, tapi penggerak ekonomi. UMKM, jasa penginapan, kuliner, semuanya ikut terdongkrak,” ujarnya.
Pernyataan Musbar diamini oleh Ketua Panitia, Hardiansyah, yang juga pengurus IMI Lutim. Menurutnya, ajang ini menjadi bukti nyata bahwa otomotif bisa membentuk karakter, bukan sekadar memacu adrenalin.
“Tujuan utama kami bukan semata mencari juara, tapi membentuk generasi tangguh yang bermental sportif dan siap bersaing di kancah nasional bahkan internasional,” tegasnya.
Dukungan penuh dari Pemda Lutim, IMI Sulsel, aparat keamanan, dan berbagai stakeholder membuat atmosfer kejuaraan kali ini semakin meriah. Ribuan penonton membanjiri lokasi, membuktikan bahwa otomotif bukan hanya hobi semata, melainkan gaya hidup dan harapan baru.
Dengan langkah berani membangun sirkuit permanen, Lutim bukan hanya ingin jadi tuan rumah, tapi juga pusat pembinaan dan ikon baru dunia balap di Indonesia Timur.