Luwu Timur – Warisan budaya Luwu Timur kembali mencuri perhatian publik nasional lewat penampilan memukau Dewi Astika di Grand Final Putri Otonomi Indonesia 2025. Finalis asal Desa Wonorejo, Kecamatan Mangkutana itu, tampil elegan mengenakan busana dengan motif khas Taipa—kain tradisional yang sarat nilai sejarah dari Sorowako.
Motif Taipa tak hanya simbol estetika, tetapi juga jejak warisan leluhur Suku Taipa yang terinspirasi dari artefak bersejarah di Danau Matano, seperti tembikar dan senjata zaman dahulu. Keunikan ini menjadi daya tarik tersendiri di panggung nasional, membedakan Luwu Timur dari finalis lain.
Ketua TP PKK Luwu Timur, dr. Ani Nurbani Irwan yang hadir langsung di malam final, menyampaikan rasa bangga atas penampilan Dewi. “Ini adalah cara kita menyampaikan cerita budaya melalui panggung nasional. Kain Taipa bukan hanya busana, tapi identitas,” ujarnya.
Penampilan Dewi pun menjadi bukti bahwa kekayaan budaya lokal, bila dikemas dengan baik, mampu bersaing dan bersinar di level nasional. Kolaborasi antara Lembaga Adat Taipa dan Pemerintah Desa Sorowako dinilai berhasil menjaga orisinalitas sekaligus mempromosikan warisan budaya secara elegan.
Acara yang merupakan rangkaian dari Munas VI APKASI dan HUT ke-25 organisasi tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Parmudora Andi Tabacina Akhmad, Plt. Kadis Kominfo Muhammad Safaat DP, serta Pj. Kades Wonorejo, Samsuddin.