Luwu Timur – Momentum peringatan Hari Lahir Pancasila di kantor Bawaslu Luwu Timur, Senin (2/6), tak hanya menjadi ajang seremonial rutin, melainkan juga menjadi panggung pernyataan sikap lembaga ini dalam menghadapi tantangan era digital.
Di tengah sambutann yang dibacakan oleh Ketua Bawaslu, Pawennari, mengemuka satu isu penting yang mencuat, perlunya etika dalam ruang digital sebagai bagian dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Pernyataan tersebut mencerminkan kekhawatiran sekaligus ajakan serius kepada seluruh elemen bangsa, khususnya generasi muda, untuk menjadikan dunia digital sebagai ladang kebaikan dan edukasi, bukan tempat suburnya ujaran kebencian, hoaks, dan polarisasi.
“Etika di ruang digital adalah wajah baru perjuangan nilai Pancasila. Jika tidak dikawal, ruang digital bisa menjadi ancaman serius bagi persatuan,” tegas Pawennari saat membacakan amanat Kepala BPIP.
Pernyataan ini dianggap relevan di tengah maraknya penggunaan media sosial yang kerap disalahgunakan, apalagi menjelang perhelatan demokrasi seperti Pilkada.
Bawaslu sebagai pengawas pemilu, disebut tengah memperkuat literasi digital internalnya agar dapat lebih responsif dalam menangani potensi pelanggaran di dunia maya.
Kepala Sekretariat Bawaslu Luwu Timur, Lenny Thalib, yang turut hadir dalam upacara tersebut, juga menyampaikan pentingnya ASN dan jajaran pengawas pemilu memahami cara berinteraksi di ruang digital tanpa mengabaikan netralitas dan profesionalisme.
“Pancasila bukan hanya untuk diperingati, tapi juga harus menjadi pedoman dalam setiap komentar, unggahan, dan tindakan kita di dunia maya,” katanya.
Komitmen Bawaslu Luwu Timur dalam menjaga ruang digital yang sehat menjadi bagian dari kontribusi nyata lembaga ini dalam menjaga demokrasi yang bermartabat.
Nilai-nilai seperti toleransi, gotong royong, dan keadilan, yang menjadi pilar Pancasila, dinilai harus hadir juga di dunia virtual.